Saturday 18 October 2008

Prestasi Trisma di Dunia Pendidikan


Dewasa ini menilai sekolah yang terbaik memang cukup membingungkan . Kita tidak hanya melihat dari segi fisik sekolahnya saja,tapi juga dari segi kualitas dan kuantitas output sekolah tersebut . Kini masing -masing sekolah,berupaya agar selalu menjadi yang terbaik di mata masyarakat dan dapat diunggulkan. Termasuk juga SMA N 3 Denpasar yang kini menyandang predikat sekolah berwawasan seni dan budaya ,mencoba menjadi yang terbaik. Seperti apa keunggulan SMA N 3 Denpasar ?

SMAN 3 Denpasar atau biasa disebut “Trisma” merupakan salah satu SMA unggulan di Bali. Sekolah yang terletak di Jalan Nusa Indah No 20 X kecamatan Denpasar Timur ini, merupakan sekolah favorit yang dikenal menerapkan disiplin super ketat untuk siswa-siswinya, sehingga tak heran bahwa siswa-siswi Trisma adalah murid-murid yang disiplin.
Sekolah ini juga mampu mengukir prestasi yang membanggakan di bidang akademis maupun non akademis. Adapun prestasi yang mampu diraih Trisma baru-baru ini yaitu Juara Umum PSR Denpasar, 10 Besar PORJAR Denpasar, Juara I lomba mading Tingkat SMA dan Perguruan Tinggi, Juara I Esai,Juara I,II,III Putra Lomba penyuluhan lingkungan Hidup se-kota Denpasar 2008, Juara II dan III lomba karya tulis SMA se-Jawa Timur-Bali Universitas Brawijaya Malang dalam rangka Biosfer 2008, Juara I Debat Bahasa Inggris, Juara I Matematika ITS serta masih banyak lagi. Prestasi tersebut dapat diraih karena usaha dari para siswa SMAN 3 Denpasar untuk belajar dan menjadi yang terbaik. Selain itu didukung oleh guru-guru SMAN 3 Denpasar yang tanpa lelah terus berupaya mengasah kemampuan anak didiknya.
“Trisma memiliki keunggulan karena selama ini siswa-siswinya selalu menjunjung keseimbangan antara otak kiri dengan otak kanan, ”ucap Suyastra kepala sekolah SMAN 3 Denpasar. Karenanya Suyastra membantah jika Trisma hanya unggul di satu bidang saja. Suyastra berharap siswa-siswinya akan terus menjaga keseimbangan antara otak kiri dengan otak kanan, sehingga akan terbentuk siswa yang cerdas secara intelektual maupum cerdas secara emosional.
Hal lain yang membanggakan di Trisma yaitu Tahun lalu Trisma mampu meluluskan 100% siswanya dan tercatat sebagai peraih rata-rata UN Tertinggi se-Bali untuk program Bahasa, menempati peringkat 3 se- Bali untuk program IPS dan menempati peringkat6 se-Bali untuk program IPA.
Sekolah yang semakin melejit karena memiliki segudang prestasi ini, telah terbukti sukses mengantarkan siswa-siswinya untuk diterima di Perguruan Tinggi Favorit di Indonesia seperti ITB, ITS, UGM, UNUD dan masih banyak lagi. Sehingga banyak siswa yang berminat bersekolah di Trisma dan banyak pula orang tua mempercayakan Trisma untuk mendidik anaknya. Terbukti peminat siswa baru tamatan SMP tidak hanya berasal dari SMP Negeri dan swasta di kota Denpasar, tapi juga ada di luar Denpasar.(Put/ MP)


Saturday 11 October 2008

SANG PRIMADONA MISKIN


Mereka menapaki karang batu putih sepanjang pantai itu. Tidak terhalangi oleh teriknya matahari, senyumnya merekah kekal di wajahnya. Peluh menetes membasahi baju kaosnya yang lusuh. Begitulah nasib seorang petani rumput laut di Nusa Penida

Wayan Kerti, seorang petani rumput laut yang gigih dalam menjalani hidupnya. Walaupun ia adalah seorang wanita, namun semangat hidupnya tidak kalah dengan seorang pria. Wayan Kerti, setiap harinya terjun ke laut untuk mengolah lahan taninya. Tangannya lihai merawat tiap bibit rumput laut. Melawan arus ombak yang menghantam sisi karang pantai itu
Tidak hanya Wayan Kerti, banyak warga pesisir pantai Nusa Penida yang berprofesi sebagai petani rumput laut. Mereka menanam jenis rumput laut spinosum dan cattoni yang merupakan primadona ekspor rumput laut Indonesia. Tidaklah salah apabila Nusa Penida dianggap sumber rumput laut terbaik di Indonesia.
Namun kesan primadona hanya melekat pada hasil taninya saja. Para petani rumput laut menangis di atas lahan taninya. Para petani hidup dalam garis kemiskinan, menderita sendirian, tanpa bantuan siapapun. Sengsara mereka hadapi, dengan pemerintah yang memandang sebelah mata pada kehidupan mereka. Sunguh ironis nasib para petani rumput laut di Nusa Penida
Banyak hal mereka lakukan untuk mensejahterakan dirinya, mereka membentuk kelompok petanim rumput laut yang diharapkan dapat meningkatkan taraf kehidupan mereka. Namun, sangat disayangkan kelompok tani tersebut tidak berhasil. Masih banyak petani rumput laut, termasuk Wayan Kerti yang terjebak dalam kemiskinan. Dari kemelaratan akibat minimnya harga pasar maupun kepada lintah darat/ tengkulak yang ‘tumbuh subur’ di Nusa Penida
Sebenarnya, sangat melimpah kegiatan penanggulangan yang dapat dilakukan untuk menolong kehidupan mereka. Dengan membangun sentral pusat pengekspor rumput laut di Nusa Penida, dan penguatan bantuan dana dan sarana di Nusa Penida, sudah pasti akan memberikan kemudahan dalam mensejahterakan para petani rumput laut. Tapi entah kenapa sampai sekarang tidak satupun langkah tersebut terrealisasikan.
Wayan Kerti berharap perhatian lebih dari pemerintah atas kehidupan para petani rumput laut. Sehingga kedepannya kehidupan mereka akan lebih baik. Jauh dari garis kemiskinan, dan jauh dari genggaman lintah darat. Kini, wanita perkasa itu, masih dalam perjalannya menapaki karang batu putih, menuju masa depan yang penuh tanda tanya dan gejok jiwa. Gejolak hati para petani rumput laut. (Ar)